Mengurangi Food Waste untuk dunia yang lebih baik


©Freepik



Pertumbuhan populasi global dan perubahan pola konsumsi memberikan tekanan besar pada rantai pasokan pangan. Salah satu isu utama yang muncul adalah pemborosan pangan, atau yang lebih dikenal sebagai "food waste". Menurut Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), food waste dapat diartikan sebagai pengurangan jumlah atau mutu makanan yang disebabkan oleh keputusan dan tindakan pengecer, penyedia layanan makanan, dan konsumen (baik individu maupun rumah tangga). 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, food waste merujuk pada makanan yang dibuang setelah mencapai tahap pengecer, penyedia layanan makanan (seperti warung atau restoran), atau konsumen (baik individu maupun rumah tangga).


Bentuk-bentuk food waste dapat mencakup:

  • Makanan yang masih segar namun dianggap kurang optimal atau tidak memenuhi standar tertentu, seperti warna atau bentuk yang tidak memenuhi standar pasar.
  • Makanan yang dibuang sebelum atau setelah tanggal kedaluwarsa, meskipun masih dapat dikonsumsi, atau makanan yang dibiarkan rusak karena tidak digunakan.
  • Makanan utuh dalam jumlah yang cukup besar dan masih layak dikonsumsi, namun sering kali tidak habis atau merupakan sisa setelah dimasak yang akhirnya dibuang.

Cara mengurangi Food Waste
Menurut data yang dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan 23-48 juta ton sampah makanan per tahun. Jumlah ini setara dengan 300-500 kilogram per kapita per tahun. 

Food waste tidak hanya membuang-buang makanan, tetapi juga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Sampah organik yang membusuk di tempat pembuangan sampah menghasilkan metana, gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida. Selain itu, sumber daya besar seperti air, energi, dan lahan pertanian digunakan untuk menghasilkan makanan yang akhirnya dibuang.

Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi atau menghentikan food waste:
  • Hindari pembelian makanan secara berlebihan dengan mencatat dan menghitung kebutuhan konsumsi Anda dan keluarga. Perhatikan juga stok makanan yang masih tersedia.
  • Pilihlah makanan tanpa memilih-milih, karena makanan dengan bentuk tidak sesuai standar pasar tetap memiliki nutrisi yang sama dan dapat dinikmati.
  • Manfaatkan bahan makanan yang dianggap di bawah standar pasar dengan cara mengolahnya, misalnya dengan membuat selai atau jus.
  • Rencanakan menu masakan setidaknya satu minggu ke depan untuk menghindari pemborosan dan memastikan pemilihan bahan yang tepat.
  • Pertimbangkan untuk membeli makanan yang dapat Anda habiskan sebelum tanggal kedaluwarsa daripada hanya mengandalkan label "sebaiknya digunakan sebelum" atau "best before".
  • Lakukan kerjasama dengan penjual lokal untuk memanfaatkan bahan makanan sisa sortir atau yang masih layak dikonsumsi dari penjualan.
  • Mendonasikan food waste pada orang-orang yang masih membutuhkan atau yang dapat memanfaatkannya.

Sumber:

0 Komentar